Latest Post
7:15 AM
Tahun 2013 bisa menjadi tahun komet. Akan ada 2 komet terang yang tampil di langit sepanjang tahun ini. Keduanya merupakan komet yang baru saja ditemukan. Salah satunya akan menjadi komet paling terang seumur hidup.
Komet paling terang seumur hidup, ISON, yang ditemukan pada tanggal 24 September 2012 oleh astronom Vitali Nevski dan Artyom Novinchonok adalah salah satunya. Komet ini akan menjadi komet paling terang sejak 1965.
"Komet ISON akan menarik jutaan dari kegelapan untuk menyaksikan komet paling terang dalam banyak generasi, bahkan lebih terang dari Bulan purnama," kata astronom dan penulis buku "The Moon : A Bography", David Whitehouse, dalam tulisannya di The Independent, Rabu (2/1/2013).
Komet ISON, seperti ditulis Whitehouse, bergerak dari sebuah wilayah yang disebut Awan Oort. Sekali waktu, kemungkinan karena pengaruh gravitasi bintang terdekat, sebuah komet akan dilemparkan keluar dari wilayah ini untuk selamanya, kadang menuju Tata Surya.
"Komet ISON mengunjungi untuk pertama kali dan mungkin satu-satunya. Hidup komet ini sebelumnya dingin dan tak mengalami perubahan namun kini bergerak mendekati Matahari dan memanas," papar Whitehouse.
Komet ISON bisa dilihat mulai Oktober 2013 hingga minggu pertama Januari 2014 dengan mata telanjang. Pada bulan Oktober, komet akan mendekati Mars. Es pada komet akan mulai retak karena suhu panas. Pada tahap ini, ekor komet akan terbentuk.
Segera setelahnya, komet akan memasuki orbit Bumi. Saat ini, komet akan tampak terang seiring es di bawah permukaannya berubah menjadi gas yang kemudian merefleksikan cahaya Matahari. Pada 28 November 2013, komet akan mencapai jarak 1,2 juta km dari Matahari.
Saat mencapai titik terdekat dari Matahari, komet akan bersinar sangat terang, mencapai magnitud -10. Namun, pengamatan pada saat itu berbahaya dan membutuhkan peralatan khusus. Di Indonesia sendiri, waktu komet mencapai titik terdekat dengan Matahari jatuh pada siang hari.
Bagi warga Indonesia yang ingin menyaksikan, waktu terbaik menyaksikan komet ISON adalah pagi hari tanggal 28 November 2013, sebelum komet ini mencapai jarak terdekatnya dengan Matahari siang harinya.
Komet ISON ditemukan lewat pengamatan di Observatorium Kislovodsk, Rusia, dengan menggunakan teleskop International Scientific Optical Network (ISON) 40 cm. Nama teleskop itulah yang kemudian diambil sebagai nama komet yang ditemukan.
Komet lain yang juga akan tampak terang di langit adalah komet 2014 L4 (PanSTARRS). Komet ini akan tampak terang di langit malam sepanjang bulan Maret dan April 2013. Komet ini dinamai sesuai nama teleskopnya, Panoramic Survey Telescope And Rapid Response System.
Komet PanSTARRS juga akan bergerak mendekati Matahari. Menurut Space, 30 Maret 2012, perihelion atau titik terdekat komet dengan matahari akan dicapai pada 9 Maret 2013. Jarak komet dan Matahari saat itu 45 juta km.
Sumber: kompas.com
Tahun 2013, Tahun Komet
Written By arhianggara on Saturday, January 5, 2013 | 7:15 AM
Tahun 2013 bisa menjadi tahun komet. Akan ada 2 komet terang yang tampil di langit sepanjang tahun ini. Keduanya merupakan komet yang baru saja ditemukan. Salah satunya akan menjadi komet paling terang seumur hidup.
Komet paling terang seumur hidup, ISON, yang ditemukan pada tanggal 24 September 2012 oleh astronom Vitali Nevski dan Artyom Novinchonok adalah salah satunya. Komet ini akan menjadi komet paling terang sejak 1965.
"Komet ISON akan menarik jutaan dari kegelapan untuk menyaksikan komet paling terang dalam banyak generasi, bahkan lebih terang dari Bulan purnama," kata astronom dan penulis buku "The Moon : A Bography", David Whitehouse, dalam tulisannya di The Independent, Rabu (2/1/2013).
Komet ISON, seperti ditulis Whitehouse, bergerak dari sebuah wilayah yang disebut Awan Oort. Sekali waktu, kemungkinan karena pengaruh gravitasi bintang terdekat, sebuah komet akan dilemparkan keluar dari wilayah ini untuk selamanya, kadang menuju Tata Surya.
"Komet ISON mengunjungi untuk pertama kali dan mungkin satu-satunya. Hidup komet ini sebelumnya dingin dan tak mengalami perubahan namun kini bergerak mendekati Matahari dan memanas," papar Whitehouse.
Komet ISON bisa dilihat mulai Oktober 2013 hingga minggu pertama Januari 2014 dengan mata telanjang. Pada bulan Oktober, komet akan mendekati Mars. Es pada komet akan mulai retak karena suhu panas. Pada tahap ini, ekor komet akan terbentuk.
Segera setelahnya, komet akan memasuki orbit Bumi. Saat ini, komet akan tampak terang seiring es di bawah permukaannya berubah menjadi gas yang kemudian merefleksikan cahaya Matahari. Pada 28 November 2013, komet akan mencapai jarak 1,2 juta km dari Matahari.
Saat mencapai titik terdekat dari Matahari, komet akan bersinar sangat terang, mencapai magnitud -10. Namun, pengamatan pada saat itu berbahaya dan membutuhkan peralatan khusus. Di Indonesia sendiri, waktu komet mencapai titik terdekat dengan Matahari jatuh pada siang hari.
Bagi warga Indonesia yang ingin menyaksikan, waktu terbaik menyaksikan komet ISON adalah pagi hari tanggal 28 November 2013, sebelum komet ini mencapai jarak terdekatnya dengan Matahari siang harinya.
Komet ISON ditemukan lewat pengamatan di Observatorium Kislovodsk, Rusia, dengan menggunakan teleskop International Scientific Optical Network (ISON) 40 cm. Nama teleskop itulah yang kemudian diambil sebagai nama komet yang ditemukan.
Komet lain yang juga akan tampak terang di langit adalah komet 2014 L4 (PanSTARRS). Komet ini akan tampak terang di langit malam sepanjang bulan Maret dan April 2013. Komet ini dinamai sesuai nama teleskopnya, Panoramic Survey Telescope And Rapid Response System.
Komet PanSTARRS juga akan bergerak mendekati Matahari. Menurut Space, 30 Maret 2012, perihelion atau titik terdekat komet dengan matahari akan dicapai pada 9 Maret 2013. Jarak komet dan Matahari saat itu 45 juta km.
Sumber: kompas.com
Labels:
Sains
7:28 AM
CALIFORNIA - Ilmuwan baru-baru ini mengungkap meteorit dengan kecepatan melesat paling tinggi yang pernah menghantam Bumi pada April 2012. Meteorit yang meledak sebagai bola api di langit California itu merupakan yang paling cepat dan paling langka yang pernah mendarat di Bumi.
Dilansir Tgdaily, Minggu (23/12/2012), benda luar angkasa Carbonaceous chondrites ini terdiri dari debu kosmik dan material presolar (pra-matahari) yang membantu membentuk planet-planet di sistem Tata Surya. Meteorit ini dipercaya mengirimkan air ke Bumi di awal waktu terciptanya.
Menggunakan tomografi penghitungan neutron, tim peneliti mampu mengidentifikasi adanya hidrogen di dalam meteorit tersebut. Ilmuwan juga mengungkap bahwa meteor ini menempuh perjalanan 50 ribu tahun, melayang dari orbit dekat Jupiter menuju Matahari.
Selain itu, meteor ini juga melewati Merkurius dan Venus, lalu bergerak hingga mendarat di Bumi. Benda luar angkasa ini juga diyakini memasuki atmosfer Bumi di kecepatan 64 ribu mil per jam.
"Jika ini adalah objek yang jauh lebih besar, ini bisa menjadi bencana," ungkap profesor geologi dari UC Davis, Qing-zhu Yin. Ketika meteor ini memasuki atmosfer Bumi, berat meteor ini bertambah sekira 100.000 pounds.
Sebagian besar bagian meteor tersebut terbakar dan meledak. Para ilmuwan serta kolektor dapat menemukan meteor tersebut di Bumi dalam kondisi utuh dengan bobot sekira dua kilogram.
Sumber: okezone.com
Inilah Meteor dengan Kecepatan Laju Paling Tinggi
Written By arhianggara on Tuesday, December 25, 2012 | 7:28 AM
CALIFORNIA - Ilmuwan baru-baru ini mengungkap meteorit dengan kecepatan melesat paling tinggi yang pernah menghantam Bumi pada April 2012. Meteorit yang meledak sebagai bola api di langit California itu merupakan yang paling cepat dan paling langka yang pernah mendarat di Bumi.
Dilansir Tgdaily, Minggu (23/12/2012), benda luar angkasa Carbonaceous chondrites ini terdiri dari debu kosmik dan material presolar (pra-matahari) yang membantu membentuk planet-planet di sistem Tata Surya. Meteorit ini dipercaya mengirimkan air ke Bumi di awal waktu terciptanya.
Menggunakan tomografi penghitungan neutron, tim peneliti mampu mengidentifikasi adanya hidrogen di dalam meteorit tersebut. Ilmuwan juga mengungkap bahwa meteor ini menempuh perjalanan 50 ribu tahun, melayang dari orbit dekat Jupiter menuju Matahari.
Selain itu, meteor ini juga melewati Merkurius dan Venus, lalu bergerak hingga mendarat di Bumi. Benda luar angkasa ini juga diyakini memasuki atmosfer Bumi di kecepatan 64 ribu mil per jam.
"Jika ini adalah objek yang jauh lebih besar, ini bisa menjadi bencana," ungkap profesor geologi dari UC Davis, Qing-zhu Yin. Ketika meteor ini memasuki atmosfer Bumi, berat meteor ini bertambah sekira 100.000 pounds.
Sebagian besar bagian meteor tersebut terbakar dan meledak. Para ilmuwan serta kolektor dapat menemukan meteor tersebut di Bumi dalam kondisi utuh dengan bobot sekira dua kilogram.
Sumber: okezone.com
8:03 AM
Sebagian besar umat manusia kini meyakini akan adanya kiamat, terutama mereka yang memeluk agama Yahudi, Kristen, Katolik, dan Islam. Bagaimana sejarah munculnya konsep kiamat dan siapa yang berperan mengonsepkannya?
Artikel yang dipublikasikan New York Times, 3 April 1999, memberi sedikit gambaran munculnya konsep kiamat. Dinyatakan, beberapa pakar percaya, ajaran kiamat bermula dari Zoroastrianisme yang didirikan oleh Zarathustra (nabi dari Persia, sekarang Iran) tahun 1300 SM.
James Russell, profesor studi Armenia di Harvard University, mengatakan bahwa Zoroastrianisme mengajarkan, "dunia memiliki awal dan akhir, terbentuk di antara kebaikan dan kejahatan, antara Azura Mazda, Tuhan Kebaikan, dan Ahriman yang jahat."
"Zarathustra mengajarkan bahwa dunia akan berakhir dengan kedatangan sang penyelamat, dan bahwa dunia akan dibersihkan dari kematian dan kejahatan, orang-orang akan bangkit dari kematian," papar Russell.
Pengikut Zarathustra menyatakan, dunia akan berakhir dalam 12.000 tahun, 6.000 tahun terakhir merepresentasikan sejarah manusia. Proses kiamat tak terjadi tiba-tiba, tetapi selama 3.000 tahun terakhir dengan kedatangan 3 penyelamat.
Berdasarkan ajaran Zarathustra, penyelamat yang datang terakhir, Astvat Ereta, adalah yang terpenting. Astvat Ereta yang berarti "wujud kebaikan", seperti Yesus atau Isa, lahir dari seorang bunda perawan yang hamil saat mandi di sebuah danau.
Meskipun kepercayaan ini tak punya konsep neraka abadi, diyakini bahwa kiamat juga merupakan hari penghakiman. Yang jahat akan dimusnahkan, sementara yang baik dan yang dibersihkan dosanya akan dianugerahi keabadian.
Beberapa penganut Zoroastrianisme berpikir bahwa kini masa tengah memasuki 3.000 tahun terakhir. Meski demikian, Russell mengungkapkan, "Kebanyakan penganut Zoroastrianisme tak terlalu peduli soal kiamat."
"Hari ketika dunia akan berakhir adalah saat Spring Equinox (25 Maret) pada tahun ke-12.000 dari penciptaan semesta. Masalahnya adalah, tak ada yang tahu kapan tahun saat kejadian itu," papar Russell.
Zoroastrianisme memang memberi pengaruh besar pada agama-agama dunia. Beberapa agama yang dipengaruhi oleh kepercayaan ini adalah Yahudi, Kristen, Katolik, Islam, Hindu, Buddha, Jainisme, serta Sikh.
Mary Boyce dalam bukunya Zoroastrians: Their Religious Beliefs and Practices mengatakan, Zoroastrianisme adalah agama tertua yang diketahui dan mungkin yang paling berpengaruh, baik secara langsung maupun tidak langsung, dibandingkan agama lain.
Boyce dalam buku yang sama, seperti dikutip The Environmentalist, mengatakan, "Zoroaster (nama lain Zarathustra) adalah orang pertama yang mengajarkan doktrin penghakiman individu, surga dan neraka, kebangkitan setelah mati, hari akhir, kehidupan abadi, serta kesatuan tubuh dan jiwa."
Sumber: kompas.com
Siapa Pencetus Ajaran tentang Kiamat?
Written By arhianggara on Saturday, December 22, 2012 | 8:03 AM
Sebagian besar umat manusia kini meyakini akan adanya kiamat, terutama mereka yang memeluk agama Yahudi, Kristen, Katolik, dan Islam. Bagaimana sejarah munculnya konsep kiamat dan siapa yang berperan mengonsepkannya?
Artikel yang dipublikasikan New York Times, 3 April 1999, memberi sedikit gambaran munculnya konsep kiamat. Dinyatakan, beberapa pakar percaya, ajaran kiamat bermula dari Zoroastrianisme yang didirikan oleh Zarathustra (nabi dari Persia, sekarang Iran) tahun 1300 SM.
James Russell, profesor studi Armenia di Harvard University, mengatakan bahwa Zoroastrianisme mengajarkan, "dunia memiliki awal dan akhir, terbentuk di antara kebaikan dan kejahatan, antara Azura Mazda, Tuhan Kebaikan, dan Ahriman yang jahat."
"Zarathustra mengajarkan bahwa dunia akan berakhir dengan kedatangan sang penyelamat, dan bahwa dunia akan dibersihkan dari kematian dan kejahatan, orang-orang akan bangkit dari kematian," papar Russell.
Pengikut Zarathustra menyatakan, dunia akan berakhir dalam 12.000 tahun, 6.000 tahun terakhir merepresentasikan sejarah manusia. Proses kiamat tak terjadi tiba-tiba, tetapi selama 3.000 tahun terakhir dengan kedatangan 3 penyelamat.
Berdasarkan ajaran Zarathustra, penyelamat yang datang terakhir, Astvat Ereta, adalah yang terpenting. Astvat Ereta yang berarti "wujud kebaikan", seperti Yesus atau Isa, lahir dari seorang bunda perawan yang hamil saat mandi di sebuah danau.
Meskipun kepercayaan ini tak punya konsep neraka abadi, diyakini bahwa kiamat juga merupakan hari penghakiman. Yang jahat akan dimusnahkan, sementara yang baik dan yang dibersihkan dosanya akan dianugerahi keabadian.
Beberapa penganut Zoroastrianisme berpikir bahwa kini masa tengah memasuki 3.000 tahun terakhir. Meski demikian, Russell mengungkapkan, "Kebanyakan penganut Zoroastrianisme tak terlalu peduli soal kiamat."
"Hari ketika dunia akan berakhir adalah saat Spring Equinox (25 Maret) pada tahun ke-12.000 dari penciptaan semesta. Masalahnya adalah, tak ada yang tahu kapan tahun saat kejadian itu," papar Russell.
Zoroastrianisme memang memberi pengaruh besar pada agama-agama dunia. Beberapa agama yang dipengaruhi oleh kepercayaan ini adalah Yahudi, Kristen, Katolik, Islam, Hindu, Buddha, Jainisme, serta Sikh.
Mary Boyce dalam bukunya Zoroastrians: Their Religious Beliefs and Practices mengatakan, Zoroastrianisme adalah agama tertua yang diketahui dan mungkin yang paling berpengaruh, baik secara langsung maupun tidak langsung, dibandingkan agama lain.
Boyce dalam buku yang sama, seperti dikutip The Environmentalist, mengatakan, "Zoroaster (nama lain Zarathustra) adalah orang pertama yang mengajarkan doktrin penghakiman individu, surga dan neraka, kebangkitan setelah mati, hari akhir, kehidupan abadi, serta kesatuan tubuh dan jiwa."
Sumber: kompas.com
6:58 AM
Mesin waktu selalu menjadi pertanyaan yang menarik untuk diungkap. Berbagai film fiksi ilmiah dibuat dengan asas teori fisika yang sebenarnya memberi titik cerah akan pertanyaan mendasar ini, "Mungkinkah manusia melakukan perjalann melintasi waktu?" Jawabannya cukup singkat: Mungkin saja.
Bagaimana teori itu bisa dijabarkan, dan perjalanan seperti apa yang memungkinkan? Para ilmuwan telah meneliti teori relativitas Albert Einstein selama bertahun-tahun, dan menyatakan cara yang paling 'masuk akal' bagi manusia agar bisa menembus ruang dan waktu.
Ruang-waktu, menurut Liu, dapat dianggap sebagai bagian dari spandex - serat sintetik dengn elastisitas yang luar biasa - dengan empat dimensi.
"Ketika sesuatu yang memiliki massa-Anda dan saya, obyek, planet, atau bintang-duduk di potongan empat dimensi spandex, menyebabkannya untuk membuat lesung pipi," katanya. "Lesung Itu adalah manifestasi dari ruang-waktu untuk mengakomodasi massal ini."
Singkatnya begini, lesung-pipi waktu yang dimaksud Liu adalah pembengkokan ruang-waktu. Hal ini bisa membuat obyek bergerak pada jalur melengkung.. Teori dimensi keempat ini masih ada hubungannya dengan lubang cacing atau wormhole.
3. Cosmic String
Teori lain adalah kosmik string, yakni semacam tabung energi yang membentang di seluruh alam semesta yang terus berkembang. Daerah-daerah di sisa dari kosmos awal, diperkirakan mengandung sejumlah besar massa dan karenanya dapat menggulung ruang-waktu di sekitar mereka.
String kosmik terjadi terus berulang, tanpa akhir karena alam semesta terus berkembang. Pendekatan dua string yang bergerak sejajar (paralel) satu sama lain, akan membengkokkan ruang-waktu begitu keras hingga memungkinkan seseorang bisa membuat perjalanan waktu. Teori ini dikemukakan oleh J. Richard Gott, fisikawan dari Princeton University dan penulis “Time Travel in Einstein's Universe”.
Bagaimanapun, 3 teori di atas masih memberi kesimpulan yang sama di mata para ilmuwan. Bahwa, perjalanan waktu adalah mungkin, sepanjang manusia melompat ke masa depan dan tidak ke masa lalu.
Mengapa? Karena hukum aksi-reaksi masih berlaku di alam semesta. Suatu perbuatan di suatu waktu akan berpengaruh di masa berikutnya. Misalnya saja, seseorang bisa kembali ke masa silam lalu membunuh kakek atau neneknya, maka apa yang terjadi? Keseimbangan alam akan terganggu, demikian juga perjalanan sejarah ikut berubah.
Sumber: apakabardunia.com
Mungkinkah Melakukan Perjalanan Melintas Waktu?
Written By arhianggara on Thursday, December 20, 2012 | 6:58 AM
Mesin waktu selalu menjadi pertanyaan yang menarik untuk diungkap. Berbagai film fiksi ilmiah dibuat dengan asas teori fisika yang sebenarnya memberi titik cerah akan pertanyaan mendasar ini, "Mungkinkah manusia melakukan perjalann melintasi waktu?" Jawabannya cukup singkat: Mungkin saja.
Bagaimana teori itu bisa dijabarkan, dan perjalanan seperti apa yang memungkinkan? Para ilmuwan telah meneliti teori relativitas Albert Einstein selama bertahun-tahun, dan menyatakan cara yang paling 'masuk akal' bagi manusia agar bisa menembus ruang dan waktu.
Untuk bisa menjawab pertanyaan tersebut, kita harus menyadari soal
kecepatan cahaya. Bahwa waktu berjalan semakin lambat saat kita bisa
mendekati kecepatan cahaya.
Hal ini pernah diuji oleh Paul Davies, penulis buku "How to Build a Time Machine" dengan melihat pergerakan jam dalam kereta yang melaju sangat cepat. Ternyata jarum jam bergerak lebih lambat dibandingkan jam stationer.
Kesimpulan ini pun diajukan Brian Greene, penulis buku "The Universe Elegant" yang juga seorang fisikawan di Universitas Columbia.
"Jika Anda ingin tahu seperti apa bumi satu juta tahun dari sekarang, saya akan memberitahu Anda bagaimana untuk melakukan itu," kata Greene. "Buatlah sebuah pesawat ruang angkasa yang bisa mencapai kecepatan cahaya. Lalu naik di dalamnya selama beberapa waktu, dan ayo kembali ke bumi setelah itu. Setelah melangkah keluar dari pesawat, Anda akan memiliki usia mungkin satu tahun, sementara bumi akan berusia satu juta tahun. Anda akan melakukan perjalanan ke masa depan bumi. "
Teori ini mungkin bisa lebih mudah dipahami bila Anda menonton film seri "No Ordinary Family" yang mengisahkan keluarga super dengan bakatnya masing-masing. Sang istri bisa bergerak sangat cepat seperti Flash, sehingga dalam satu episode ia bisa melangkah ke masa depan.
Namun, kecepatan cahaya bukan satu-satunya cara untuk menembus waktu. Massa juga mempengaruhi waktu.
"Waktu berjalan sedikit lebih cepat di ruang angkasa daripada yang dilakukannya di atas bumi," kata Davies. Jam kapal satelit yang mengorbit mengalami dilatasi waktu karena kedua kecepatan orbit dan jarak yang lebih besar dari pusat gravitasi bumi.
Bila perjalanan menuju masa depan sangat mungkin, bagaimana dengan kembali ke waktu masa lalu? Setidaknya ada 3 teori yang hingga saat ini masih berupa hitung-hitungan di atas kertas, belum sampai tingkat pembuktian.
Hal ini pernah diuji oleh Paul Davies, penulis buku "How to Build a Time Machine" dengan melihat pergerakan jam dalam kereta yang melaju sangat cepat. Ternyata jarum jam bergerak lebih lambat dibandingkan jam stationer.
Kesimpulan ini pun diajukan Brian Greene, penulis buku "The Universe Elegant" yang juga seorang fisikawan di Universitas Columbia.
"Jika Anda ingin tahu seperti apa bumi satu juta tahun dari sekarang, saya akan memberitahu Anda bagaimana untuk melakukan itu," kata Greene. "Buatlah sebuah pesawat ruang angkasa yang bisa mencapai kecepatan cahaya. Lalu naik di dalamnya selama beberapa waktu, dan ayo kembali ke bumi setelah itu. Setelah melangkah keluar dari pesawat, Anda akan memiliki usia mungkin satu tahun, sementara bumi akan berusia satu juta tahun. Anda akan melakukan perjalanan ke masa depan bumi. "
Teori ini mungkin bisa lebih mudah dipahami bila Anda menonton film seri "No Ordinary Family" yang mengisahkan keluarga super dengan bakatnya masing-masing. Sang istri bisa bergerak sangat cepat seperti Flash, sehingga dalam satu episode ia bisa melangkah ke masa depan.
Namun, kecepatan cahaya bukan satu-satunya cara untuk menembus waktu. Massa juga mempengaruhi waktu.
"Waktu berjalan sedikit lebih cepat di ruang angkasa daripada yang dilakukannya di atas bumi," kata Davies. Jam kapal satelit yang mengorbit mengalami dilatasi waktu karena kedua kecepatan orbit dan jarak yang lebih besar dari pusat gravitasi bumi.
Bila perjalanan menuju masa depan sangat mungkin, bagaimana dengan kembali ke waktu masa lalu? Setidaknya ada 3 teori yang hingga saat ini masih berupa hitung-hitungan di atas kertas, belum sampai tingkat pembuktian.
1. Wormhole
Wormhole atau lubang cacing adalah jalan pintas melalui ruang dan
waktu. Jika digambarkan melalui bidang datar, seperti kertas yang
dilipat, lubang cacing membengkokan bidang tersebut, sehingga kedua
ujung akan saling bertemu.
"Wormhole adalah seperti terowongan atau jalan pintas antara dua titik
yang jauh," kata Davies, "Jadi misalnya, jika saya memiliki lubang
cacing di kamar hotel saya dan saya melompat melaluinya, maka saya tidak
akan keluar di Pennsylvania Avenue. Saya mungkin akan keluar dekat sisi
lain dari galaksi. "
Menurut fisikawan terkemuka, Stephen Hawking, lubang cacing yang terjadi pada tingkat kuantum secara teoritis bisa memberikan pijakan untuk perjalanan waktu. Namun Hawking masih mempertanyakan, seandainya perjalanan waktu dengan wormhole sudah dilakukan, seharusnya kita saat ini bisa bertemu dengan orang-orang dari masa depan yang datang ke jaman kita sebagai wisatawan waktu.
"Sejumlah pertanyaan tentang perjalanan waktu tetap belum terjawab. Akankah ada wisatawan waktu dari masa depan yang pernah muncul untuk membantu kami keluar? Kami hanya harus menunggu dan melihat. Tetapi jika mereka datang ke sini menggunakan mesin waktu lubang cacing, kita harus membangun yang pertama," papar Hawking.
Menurut fisikawan terkemuka, Stephen Hawking, lubang cacing yang terjadi pada tingkat kuantum secara teoritis bisa memberikan pijakan untuk perjalanan waktu. Namun Hawking masih mempertanyakan, seandainya perjalanan waktu dengan wormhole sudah dilakukan, seharusnya kita saat ini bisa bertemu dengan orang-orang dari masa depan yang datang ke jaman kita sebagai wisatawan waktu.
"Sejumlah pertanyaan tentang perjalanan waktu tetap belum terjawab. Akankah ada wisatawan waktu dari masa depan yang pernah muncul untuk membantu kami keluar? Kami hanya harus menunggu dan melihat. Tetapi jika mereka datang ke sini menggunakan mesin waktu lubang cacing, kita harus membangun yang pertama," papar Hawking.
2. Dimensi keempat
Dalam fisika, waktu digambarkan sebagai dimensi seperti panjang, lebar, dan tinggi. Contoh, ketika kita melakukan perjalanan dari rumah ke sebuah toko, itu artinya kita bepergian melalui arah dalam ruang, membuat kemajuan di semua dimensi spasial lebar-panjang, dan tinggi.
Nah, dimensi keempat adalah yang disebut sebagai ruang-waktu. "Ruang dan
waktu yang kusut bersama-sama diibaratkan dengan kain empat dimensi
yang disebut ruang-waktu," kata Charles Liu, seorang astrofisikawan
dengan City University of New York, College of Staten Island.
Dalam fisika, waktu digambarkan sebagai dimensi seperti panjang, lebar, dan tinggi. Contoh, ketika kita melakukan perjalanan dari rumah ke sebuah toko, itu artinya kita bepergian melalui arah dalam ruang, membuat kemajuan di semua dimensi spasial lebar-panjang, dan tinggi.
Ruang-waktu, menurut Liu, dapat dianggap sebagai bagian dari spandex - serat sintetik dengn elastisitas yang luar biasa - dengan empat dimensi.
"Ketika sesuatu yang memiliki massa-Anda dan saya, obyek, planet, atau bintang-duduk di potongan empat dimensi spandex, menyebabkannya untuk membuat lesung pipi," katanya. "Lesung Itu adalah manifestasi dari ruang-waktu untuk mengakomodasi massal ini."
Singkatnya begini, lesung-pipi waktu yang dimaksud Liu adalah pembengkokan ruang-waktu. Hal ini bisa membuat obyek bergerak pada jalur melengkung.. Teori dimensi keempat ini masih ada hubungannya dengan lubang cacing atau wormhole.
3. Cosmic String
Teori lain adalah kosmik string, yakni semacam tabung energi yang membentang di seluruh alam semesta yang terus berkembang. Daerah-daerah di sisa dari kosmos awal, diperkirakan mengandung sejumlah besar massa dan karenanya dapat menggulung ruang-waktu di sekitar mereka.
String kosmik terjadi terus berulang, tanpa akhir karena alam semesta terus berkembang. Pendekatan dua string yang bergerak sejajar (paralel) satu sama lain, akan membengkokkan ruang-waktu begitu keras hingga memungkinkan seseorang bisa membuat perjalanan waktu. Teori ini dikemukakan oleh J. Richard Gott, fisikawan dari Princeton University dan penulis “Time Travel in Einstein's Universe”.
Bagaimanapun, 3 teori di atas masih memberi kesimpulan yang sama di mata para ilmuwan. Bahwa, perjalanan waktu adalah mungkin, sepanjang manusia melompat ke masa depan dan tidak ke masa lalu.
Mengapa? Karena hukum aksi-reaksi masih berlaku di alam semesta. Suatu perbuatan di suatu waktu akan berpengaruh di masa berikutnya. Misalnya saja, seseorang bisa kembali ke masa silam lalu membunuh kakek atau neneknya, maka apa yang terjadi? Keseimbangan alam akan terganggu, demikian juga perjalanan sejarah ikut berubah.
Sumber: apakabardunia.com
6:35 AM
Cerita Nabi Nuh dan banjir besar merupakan kisah paling terkenal yang bersumber dari kitab suci, baik agama Yahudi, Nasrani, juga Islam. Tapi kemudian, ahli arkeologi bawah air mengungkap bahwa mereka berhasil membuktikan kisah Nuh dan banjir besar itu.
Robert Ballard, ahli arkeologi bawah air yang sudah dikenal dunia, mengaku timnya telah menelusuri kedalaman Laut Hitam di sekitar Turki. Ini dilakukan untuk mencari bekas peradaban yang tersimpan di dasar laut, yang terpendam sejak masa Nabi Nuh.
Mengutip laman ABC News, selama ini Ballard memiliki rekam jejak untuk berhasil menemukan hal-hal yang dianggap mustahil. Pada 1985, dengan menggunakan robot yang dilengkapi pengendali jarak jauh, Ballard dan timnya menelusuri sisa reruntuhan Titanic.
Sekarang Ballard pun menggunakan teknologi robotik yang lebih canggih untuk mencari jejak Nabi Nuh. Menurut dia, dunia pada 12.000 tahun lalu terselimuti es. Namun, dia tetap berusaha mencari jejak Nabi Nuh.
Menurut Ballard, Laut Hitam dulu merupakan danau air tawar yang dikelilingi kawasan pertanian. Tapi, kemudian gletser mencair pada saat temperatur Bumi semakin menghangat pada 5600 SM, yang mengakibatkan terbentuknya sejumlah lautan.
Inilah yang mengakibatkan terjadinya banjir besar di sebagian besar kawasan dunia. Air itu kemudian mengalir melalui Selat Bosporus dari Turki, untuk kemudian menuju Laut Hitam.
"Kami bicara tentang banjir di sejarah hidup manusia. Pertanyaannya adalah, apakah ada induk dari semua banjir yang terjadi saat itu?" tutur Ballard.
Penelitian Ballard ini dilakukan mengikuti kajian yang dilakukan William Ryan dan Walter Pitman. Mereka menggambar bukti arkeologi dan antropologi, yang menyebut "10 kubik mil air dituangkan setiap hari", yang terjadi selama 300 hari.
Menurut Ryan dan Pittman, lebih dari 60.000 mil persegi daratan terendam banjir. Lalu, permukaan air danau meningkat hingga ratusan kaki, dan memicu migrasi massal hewan-hewan di seluruh Eropa. Kekuatan air sebesar 200 kali air terjun Niagara ini kemudian menyapu seluruh permukaan daratan. Karena itu, danau tersebut pun kemudian berubah menjadi air asin.
Para ilmuwan ini pun mengaku telah melakukan penanggalan karbon dan penggambaran sonar, untuk membuktikan bencana banjir Nuh itu.
"Kami ke sana untuk mencari banjir," ucap Ballard. "Tidak hanya bergerak secara perlahan, yang menyebabkan meningkatnya air laut. Tapi, juga banjir besar yang kemudian menutup daratan," kata Ballard.
Tim ini pun mengklaim telah menemukan garis pantai purba yang dipercaya sebagai bukti kisah Nuh itu. Dengan penanggalan karbon terhadap kerang yang ditemukan, maka pantai itu diperkirakan berasal dari 5000 SM.
Tapi, Ballard mengaku kesulitan untuk menemukan bahtera Nuh. Ballard hanya mengaku memiliki kemungkinan untuk menemukan masyarakat yang tersapu banjir pada 7000 tahun lalu itu.
"Sepertinya bodoh untuk berpikir bisa menemukan bahtera itu," ucapnya. "Tapi apakah bisa menemukan masyarakat yang pernah hidup di situ? Apakah bisa menemukan perkampungan yang sekarang berada di bawah laut? Jawabannya tentu saja 'ya'," tutur Ballard.
Sumber: viva.co.id
Ilmuwan Ungkap Banjir Besar di Masa Nabi Nuh
Cerita Nabi Nuh dan banjir besar merupakan kisah paling terkenal yang bersumber dari kitab suci, baik agama Yahudi, Nasrani, juga Islam. Tapi kemudian, ahli arkeologi bawah air mengungkap bahwa mereka berhasil membuktikan kisah Nuh dan banjir besar itu.
Robert Ballard, ahli arkeologi bawah air yang sudah dikenal dunia, mengaku timnya telah menelusuri kedalaman Laut Hitam di sekitar Turki. Ini dilakukan untuk mencari bekas peradaban yang tersimpan di dasar laut, yang terpendam sejak masa Nabi Nuh.
Mengutip laman ABC News, selama ini Ballard memiliki rekam jejak untuk berhasil menemukan hal-hal yang dianggap mustahil. Pada 1985, dengan menggunakan robot yang dilengkapi pengendali jarak jauh, Ballard dan timnya menelusuri sisa reruntuhan Titanic.
Sekarang Ballard pun menggunakan teknologi robotik yang lebih canggih untuk mencari jejak Nabi Nuh. Menurut dia, dunia pada 12.000 tahun lalu terselimuti es. Namun, dia tetap berusaha mencari jejak Nabi Nuh.
Menurut Ballard, Laut Hitam dulu merupakan danau air tawar yang dikelilingi kawasan pertanian. Tapi, kemudian gletser mencair pada saat temperatur Bumi semakin menghangat pada 5600 SM, yang mengakibatkan terbentuknya sejumlah lautan.
Inilah yang mengakibatkan terjadinya banjir besar di sebagian besar kawasan dunia. Air itu kemudian mengalir melalui Selat Bosporus dari Turki, untuk kemudian menuju Laut Hitam.
"Kami bicara tentang banjir di sejarah hidup manusia. Pertanyaannya adalah, apakah ada induk dari semua banjir yang terjadi saat itu?" tutur Ballard.
Penelitian Ballard ini dilakukan mengikuti kajian yang dilakukan William Ryan dan Walter Pitman. Mereka menggambar bukti arkeologi dan antropologi, yang menyebut "10 kubik mil air dituangkan setiap hari", yang terjadi selama 300 hari.
Menurut Ryan dan Pittman, lebih dari 60.000 mil persegi daratan terendam banjir. Lalu, permukaan air danau meningkat hingga ratusan kaki, dan memicu migrasi massal hewan-hewan di seluruh Eropa. Kekuatan air sebesar 200 kali air terjun Niagara ini kemudian menyapu seluruh permukaan daratan. Karena itu, danau tersebut pun kemudian berubah menjadi air asin.
Para ilmuwan ini pun mengaku telah melakukan penanggalan karbon dan penggambaran sonar, untuk membuktikan bencana banjir Nuh itu.
"Kami ke sana untuk mencari banjir," ucap Ballard. "Tidak hanya bergerak secara perlahan, yang menyebabkan meningkatnya air laut. Tapi, juga banjir besar yang kemudian menutup daratan," kata Ballard.
Tim ini pun mengklaim telah menemukan garis pantai purba yang dipercaya sebagai bukti kisah Nuh itu. Dengan penanggalan karbon terhadap kerang yang ditemukan, maka pantai itu diperkirakan berasal dari 5000 SM.
Tapi, Ballard mengaku kesulitan untuk menemukan bahtera Nuh. Ballard hanya mengaku memiliki kemungkinan untuk menemukan masyarakat yang tersapu banjir pada 7000 tahun lalu itu.
"Sepertinya bodoh untuk berpikir bisa menemukan bahtera itu," ucapnya. "Tapi apakah bisa menemukan masyarakat yang pernah hidup di situ? Apakah bisa menemukan perkampungan yang sekarang berada di bawah laut? Jawabannya tentu saja 'ya'," tutur Ballard.
Sumber: viva.co.id
6:31 AM
Temuan tim forensik arkeologi yang dituangkan di sebuah jurnal Inggris berhasil mengungkap sebab kematian Firaun ribuan tahun sebelum masehi. Temuan ini mematahkan berbagai mitos yang mengatakan Firaun mati digigit ular atau diracun.
Diberitakan CNN, Selasa 18 Desember 2012, dalam British Medical Journal dikatakan bahwa Firaun Ramses III yang hidup sekitar 1156 SM mati akibat digorok lehernya. Penguasa Mesir ini diduga menjadi korban pembunuhan salah satu selirnya pada upaya kudeta atas dirinya.
Hal ini terbukti pada bekas luka dalam di pada leher Ramses III yang dimumi. Menurut laporan forensik tersebut, luka sedalam itu kemungkinan terjadi akibat sayatan pisau tajam.
"CT Scan menunjukkan bukti bahwa pengkhianat membunuh Ramses III dengan menggorok lehernya," tulis laporan di jurnal itu.
Dalam CT Scan tersebut, terlihat bahwa leher, tenggorokan dan arteri Ramses III tergorok membuatnya mati seketika. "Luka ini tidak mungkin terjadi setelah kematian, karena kalung di sekitar leher mumi masih menempel dan tidak rusak saat dilepaskan pada 1886. Di lehernya juga ada aspal yang harus dihilangkan dengan menggunakan palu," ujar laporan itu lagi.
Selain itu, bukti lainnya bahwa luka itu ada sebelum pembalseman adalah ditemukannya amulet bentuk mata Horus di dalam leher Ramses III. "Keberadaan amulet di dalam jaringan lunak menunjukkan bahwa luka terjadi sebelum dibalsem," tulis laporan.
Raja Ramses III memerintah Mesir sejak 1187 hingga 1156 SM. Dalam pembunuhannya, putra Ramses III, Pangeran Pentawere dinyatakan bersalah dan dihukum mati. Pentawere kemudian dimumi dengan cara yang berbeda dengan para pendahulunya. Mumi Pentawere dibalut dengan kulit kambing, sebagai bentuk hukuman atas pembunuhan raja.
"Penggunaan kulit kambing atau domba dalam pemakaman kerajaan sangat jarang dilakukan, karena materi ini dianggap tidak suci," lanjut laporan itu lagi.
Sumber: viva.co.id
Terungkap, Misteri Kematian Firaun
Temuan tim forensik arkeologi yang dituangkan di sebuah jurnal Inggris berhasil mengungkap sebab kematian Firaun ribuan tahun sebelum masehi. Temuan ini mematahkan berbagai mitos yang mengatakan Firaun mati digigit ular atau diracun.
Diberitakan CNN, Selasa 18 Desember 2012, dalam British Medical Journal dikatakan bahwa Firaun Ramses III yang hidup sekitar 1156 SM mati akibat digorok lehernya. Penguasa Mesir ini diduga menjadi korban pembunuhan salah satu selirnya pada upaya kudeta atas dirinya.
Hal ini terbukti pada bekas luka dalam di pada leher Ramses III yang dimumi. Menurut laporan forensik tersebut, luka sedalam itu kemungkinan terjadi akibat sayatan pisau tajam.
"CT Scan menunjukkan bukti bahwa pengkhianat membunuh Ramses III dengan menggorok lehernya," tulis laporan di jurnal itu.
Dalam CT Scan tersebut, terlihat bahwa leher, tenggorokan dan arteri Ramses III tergorok membuatnya mati seketika. "Luka ini tidak mungkin terjadi setelah kematian, karena kalung di sekitar leher mumi masih menempel dan tidak rusak saat dilepaskan pada 1886. Di lehernya juga ada aspal yang harus dihilangkan dengan menggunakan palu," ujar laporan itu lagi.
Selain itu, bukti lainnya bahwa luka itu ada sebelum pembalseman adalah ditemukannya amulet bentuk mata Horus di dalam leher Ramses III. "Keberadaan amulet di dalam jaringan lunak menunjukkan bahwa luka terjadi sebelum dibalsem," tulis laporan.
Raja Ramses III memerintah Mesir sejak 1187 hingga 1156 SM. Dalam pembunuhannya, putra Ramses III, Pangeran Pentawere dinyatakan bersalah dan dihukum mati. Pentawere kemudian dimumi dengan cara yang berbeda dengan para pendahulunya. Mumi Pentawere dibalut dengan kulit kambing, sebagai bentuk hukuman atas pembunuhan raja.
"Penggunaan kulit kambing atau domba dalam pemakaman kerajaan sangat jarang dilakukan, karena materi ini dianggap tidak suci," lanjut laporan itu lagi.
Sumber: viva.co.id
6:29 AM
Arkeolog di Meksiko dilaporkan mengungkapkan penemuan tengkorak yang bentuk kepalanya menyerupai alien di film "Alien" garapan Ridley Scott. Dari temuan tengkorak dengan bentuk kepala lonjong ke atas, peneliti yakin tengkorak yang ditemukan di dekat desa kecil Meksiko di wilayah Onavas ini berusia 1.000 tahun.
Temuan yang diyakini sebagai temuan pertama di wilayah tersebut menunjukkan praktik penekanan kepala manusia untuk mengubah bentuk tengkorak. Tak heran jika bentuk kepalanya berbeda dengan umumnya kepala manusia, yaitu lonjong ke atas.
"Perubahan bentuk tengkorak dalam budaya Mesoamerika digunakan untuk membedakan satu kelompok sosial dari yang lain dan untuk tujuan ritual," kata arkeolog Cristina Garcia Moreno, Direktur Proyek Penelitian yang bekerja atas nama Arizona State University dengan persetujuan the National Institute of Anthropology and History (INAH), seperti dikutip dari Daiy Mail.
Di tanah pemakaman itu ditemukan 25 tengkorak. Sebanyak 13 tengkorak memiliki perubahan bentuk yang disengaja, sedangkan lima tengkorak lainnya memiliki mutilasi gigi.
"Penemuan unik ini menunjukkan campuran tradisi dari berbagai kelompok Meksiko utara," tambah Moreno.
Penggunaan ornamen yang terbuat dari kerang laut dari Teluk California belum pernah ditemukan sebelumnya di wilayah Sonora. Dalam sebuah penuturan di Youtube, Moreno mengatakan penemuan ini memperluas batas pengaruh masyarakat Meso-Amerika lebih jauh ke utara daripada yang telah tercatat sebelumnya.
Menurut Past Horizons, sebuah komunitas pemerhati arkeologi, beberapa tengkorak tersebut memakai ornamen seperti gelang, cincin hidung, anting-anting, liontin yang terbuat dari kerang yang ditemukan di Teluk California. Dan satu pemakaman berisi cangkang kura-kura, yang ditempatkan secara hati-hati di atas perut.
Mutilasi gigi yang ditemukan diyakini merupakan suatu ritus peralihan. "Mutilasi gigi dalam budaya seperti Nayarit (wilayah bagian Meksiko) itu dilihat sebagai suatu ritus peralihan menjadi remaja," jelas Moreno.
"Hal ini ditegaskan oleh temuan di pemakaman Sonora di mana lima mayat dengan gigi mutilasi adalah seluruh berusia 12 tahun," ujarnya.
Namun, ia melanjutkan, sulit untuk dapat mengenali perbedaan sosial, akibat semua penguburan yang tampaknya memiliki karakteristik yang sama. "Kami juga tidak bisa menentukan mengapa beberapa memakai ornamen dan yang lain tidak, atau mengapa dari 25 kerangka tersebut hanya satu perempuan," ujar Moreno.
Tim arkeologi juga mengatakan dari banyak jumlah tengkorak bayi dan anak-anak, ini menunjukkan risiko kematian yang tinggi jika upaya penekanan kepala ini dilakukan terhadap bayi dan anak-anak.
Dari sampel yang diambil dari salah satu kerangka, temuan ini menunjukkan berasal dari 943 Masehi.
Sumber: viva.co.id
Arkeolog Ungkap Misteri Tengkorak Mirip Alien di Meksiko
Arkeolog di Meksiko dilaporkan mengungkapkan penemuan tengkorak yang bentuk kepalanya menyerupai alien di film "Alien" garapan Ridley Scott. Dari temuan tengkorak dengan bentuk kepala lonjong ke atas, peneliti yakin tengkorak yang ditemukan di dekat desa kecil Meksiko di wilayah Onavas ini berusia 1.000 tahun.
Temuan yang diyakini sebagai temuan pertama di wilayah tersebut menunjukkan praktik penekanan kepala manusia untuk mengubah bentuk tengkorak. Tak heran jika bentuk kepalanya berbeda dengan umumnya kepala manusia, yaitu lonjong ke atas.
"Perubahan bentuk tengkorak dalam budaya Mesoamerika digunakan untuk membedakan satu kelompok sosial dari yang lain dan untuk tujuan ritual," kata arkeolog Cristina Garcia Moreno, Direktur Proyek Penelitian yang bekerja atas nama Arizona State University dengan persetujuan the National Institute of Anthropology and History (INAH), seperti dikutip dari Daiy Mail.
Di tanah pemakaman itu ditemukan 25 tengkorak. Sebanyak 13 tengkorak memiliki perubahan bentuk yang disengaja, sedangkan lima tengkorak lainnya memiliki mutilasi gigi.
"Penemuan unik ini menunjukkan campuran tradisi dari berbagai kelompok Meksiko utara," tambah Moreno.
Penggunaan ornamen yang terbuat dari kerang laut dari Teluk California belum pernah ditemukan sebelumnya di wilayah Sonora. Dalam sebuah penuturan di Youtube, Moreno mengatakan penemuan ini memperluas batas pengaruh masyarakat Meso-Amerika lebih jauh ke utara daripada yang telah tercatat sebelumnya.
Menurut Past Horizons, sebuah komunitas pemerhati arkeologi, beberapa tengkorak tersebut memakai ornamen seperti gelang, cincin hidung, anting-anting, liontin yang terbuat dari kerang yang ditemukan di Teluk California. Dan satu pemakaman berisi cangkang kura-kura, yang ditempatkan secara hati-hati di atas perut.
Mutilasi gigi yang ditemukan diyakini merupakan suatu ritus peralihan. "Mutilasi gigi dalam budaya seperti Nayarit (wilayah bagian Meksiko) itu dilihat sebagai suatu ritus peralihan menjadi remaja," jelas Moreno.
"Hal ini ditegaskan oleh temuan di pemakaman Sonora di mana lima mayat dengan gigi mutilasi adalah seluruh berusia 12 tahun," ujarnya.
Namun, ia melanjutkan, sulit untuk dapat mengenali perbedaan sosial, akibat semua penguburan yang tampaknya memiliki karakteristik yang sama. "Kami juga tidak bisa menentukan mengapa beberapa memakai ornamen dan yang lain tidak, atau mengapa dari 25 kerangka tersebut hanya satu perempuan," ujar Moreno.
Tim arkeologi juga mengatakan dari banyak jumlah tengkorak bayi dan anak-anak, ini menunjukkan risiko kematian yang tinggi jika upaya penekanan kepala ini dilakukan terhadap bayi dan anak-anak.
Dari sampel yang diambil dari salah satu kerangka, temuan ini menunjukkan berasal dari 943 Masehi.
Sumber: viva.co.id